Blog

Keamanan Digital, Aspek Penting dalam Menjaga Kepercayaan Pelanggan

Jum 09 Juli 2021, telkomtelstra

Pandemi COVID-19 membuat adopsi teknologi berkembang dengan sangat cepat. Salah satunya adalah interaksi antar manusia yang dapat dibangun secara virtual dengan adanya kemajuan teknologi dalam bidang komunikasi digital. Dengan begitu, setiap perusahaan mendapat kemudahan untuk mempertahankan interaksi dengan pelanggan melalui kanal digital.

Hal tersebut memberikan peluang yang baik bagi penyedia solusi teknologi informasi untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam berinteraksi dengan customer. Karena komunikasi digital tidak hanya membutuhkan koneksi yang bagus, jaringan yang bagus, tetapi juga platform yang bagus.

Selain jaringan dan aplikasi, isu keamanan data atau data security milik pelanggan juga merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam melakukan transformasi digital. Terlebih beberapa waktu lalu, terdapat kabar bahwa terjadi kebocoran data pada salah satu lembaga  pemerintahan, maupun institusi swasta di tanah air.

Maka tidak heran masih banyak masyarakat yang cukup concern terhadap keamanan data, baik data perusahaan maupun data pribadi. Seperti dalam perusahaan yang menggunakan chatbot, pengguna seringkali berfikir apakah pesan percakapan tersebut sudah aman dari kebocoran data dan terjamin kerahasiaannya. Terlebih, perusahaan digital saat ini menangani banyak informasi sensitif antara individu dan perusahaan. Banyaknya data yang tersedia dalam format digital tentu memudahkan untuk dianalisis, tetapi hal tersebut juga membuat rentan terjadinya pelanggaran keamanan.

Jika terjadi kebocoran data, selain menyebabkan kerugian yang berdampak terhadap branding dan image perusahaan, hal itu juga dapat mengakibatkan turunnya kepercayaan dari pelanggan yang berimbas pada profit perusahaan yang menurun. Ada beberapa celah dalam keamanan yang biasanya terjadi, seperti Data Access & Insight, Data Security Breach, Use of data, dan Data Privacy & Protection.

Berdasarkan data dari lembaga Check Point, Software Technologies Inc., Indonesia saat ini menjadi negara ketiga yang paling ditargetkan dalam ancaman digital security setelah Amerika Serikat dan India. Dari laporan data Fire Eye, industri finansial atau keuangan menjadi sektor yang paling rentan terhadap ancaman digital security.

Oleh karena itu, perusahaan harus menjaga kepercayaan konsumen kepada produk atau layanannya dengan memastikan keamanan data digital. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menempatkan aplikasi perusahaan pada layanan cloud yang tersedia.

Tentunya layanan cloud tersebut harus bisa memenuhi kebutuhan perusahaan dalam aspek realibility, scalability, availability dan tentu saja security dengan baik. Seperti layanan cloud Telkomtelstra yang memiliki keunggulan, diantaranya: Pertama, aman dan terpercaya karena telah terdaftar di Kementrian Komunikasi dan Informatika sebagai penyedia cloud, memenuhi syarat peraturan pemerintah (PP 82) terkait data residensi, dan sudah tersertifikasi ISO.

Kedua, infrastruktur yang handal karena didukung  oleh  dua Azure Stack Data Center di Indonesia dengan full capacity, dan memiliki hosted Data Center kelas dunia dengan desain Tier 4 dan operasional Tier 3.

Ketiga, sumber daya lengkap karena tata kelola yang dirancang menggunakan framework ITIL (Information Technology Infrastructure Library), teknisi ahli dengan sertifikasi internasional, dan dukungan penuh dari Microsoft.

Keempat, layanan luas, karena di install dengan versi terbaru sistem Azure Stack, hybrid environtment pada public dan private cloud, tersedia dalam layanan Infrastructure as a Service (IaaS) dan Platform as a Service (PaaS), serta kombinasi solusi dengan SD-WAN dan cloud security.

Kelima, Telkomtelstra berpengalaman dalam menyediakan layanan hybrid cloud di Indonesia, dan secara internal, membangun solusi aplikasi di atas Azure Stack. Telkomtelstra sendiri saat ini memiliki data center Azure Stack di tiga lokasi strategis diantaranya, Serpong, Banten; Sentul, Bogor; dan Surabaya, Jawa Timur.

Dikutip dari Gartner, berdasarkan penelitian di tahun 2018, diprediksi pada tahun 2022 perpindahan menuju cloud pada segmen enterprise akan bertambah hingga 20% (naik 19% di tahun 2018). Cloud tidak lagi menjadi sekadar strategi teknologi informasi, tetapi lebih kepada strategi bisnis yang berdampak langsung pada keberlangsungan bisnis. Berpindah ke cloud menjadi salah satu alasan untuk  menjaga bisnis tetap berjalan selama 24 jam x 7 hari, karena beban kerja yang ada di server perusahaan pelanggan akan dipindahkan ke cloud yang beroperasi sepanjang waktu dan dilengkapi oleh security dan monitoring yang terintegrasi.

Karena beban kerja yang terbagi, memungkinkan pelanggan mengakses aplikasi dengan sangat cepat. Telkomtelstra akan membantu mengelola dalam level infrastruktur,  sehingga tim TI perusahaan bisa lebih fokus untuk mengembangkan produk yang dimiliki.

Telkomtelstra menghadirkan Managed Cloud Solution, yang sudah didukung oleh Microsoft Azure Stack dengan one azure ecosystem, sehingga mempermudah untuk beradaptasi karena berada di dalam ekosistem yang sama.

Kemudian, ada Hybrid Cloud yang merupakan layanan cloud berbasis Azure Stack yang terbuka dan fleksibel. Hal tersebut, memungkinkan pelanggan membangun, menyebarkan, dan mengelola aplikasi di data center lokal (Indonesia) , serta tetap dapat terhubung dengan global cloud data center. Hybrid Cloud Azure akan mengintegrasikan antara Azure Stack dengan Azure public cloud serta melakukan sinkronisasi data on shore dan off shore dengan mudah karena berada dalam satu ekosistem yang sama. Salah satu contoh kasus penggunaan Hybrid Cloud adalah untuk membangun business intelligence dengan data security dan classification.

Di Telkomtelstra, layanan Azure Stack sendiri telah bekerjasama dengan beberapa platform seperti Qiscus yang merupakan salah satu multichannel chat platform untuk engagement pelanggan. Terdapat juga portal dashboard khusus untuk pelanggan dan SQL yang sudah di-compile sesuai dengan PP 82 2012 terkait data residensi di Indonesia. Untuk layanan Azure Public juga dikondisikan dengan power BI Gateway VM untuk memungkinkan menjaga solusi hybrid. Adapun Azure Service Bus dan Azure PowerBI Service yang dapat menghadirkan portal bisnis analitik yang hebat dan multichannel chat untuk engage dengan customer.

Telkomtelstra Azure Stack memiliki beberapa fitur diantaranya Azure Portal yang bisa diakses 24 jam x 7 hari, Azure Resource Manager, Identity Management dengan Azure Active Directory, dan Role Based Access Control (RBAC) yang merupakan bagian dari security di Telkomtelstra.

Disamping itu, Azure Stack juga menyediakan service lain yang dapat membantu customer dalam memaksimalkan proses bisnis, diantaranya dalam pengelolaan Information Management yang mencakuplayanan Azure Storage, Azure Data Factory, Azure Data Catalog, Azure Event Hub. Sedangkan untuk mengelola Big Data Store, Azure Stack menyediakan layanan Azure Data Lake dan Azure SQL Data Warehouse. Dalam mengelola Machine Learning and Analytics, terdapat layanan Azure Machine Learning, Azure HDInsight, dan Azure Stream Analytics. Tidak sampai disitu, Azure Stack juga menyediakan layanan untuk Dashboard & Visualization.  

Ada beberapa manfaat yang didapatkan dengan  menggunakan Azure Stack. Pertama, mendapatkan teknologi yang sama dengan Public Cloud. Karena cloud publik lebih fleksibel dan sepenuhnya didukung oleh kemampuan penyedia cloud yang terus memperbarui versi terbaru.

Kedua, pengguna juga selangkah lebih dekat dalam membangun lingkungan cloud hybrid. Menggabungkan kepercayaan memiliki cloud pribadi dan fleksibilitas di cloud publik dengan teknologi Azure.

Ketiga, mendukung organisasi dalam menggunakan perangkat yang tepat untuk mendorong inovasi dalam menciptakan model bisnis baru, sekaligus mengurangi biaya dan proses yang tidak efisien, serta mendorong peningkatan pendapatan.

Di dalam Azure Stack sendiri terdapat beberapa penawaran, yaitu fully managed, self managedcommited, dan self managed – PaYG (Pay as You Go). Untuk pay as you go, pelanggan akan dibatasi berdasarkan kuota pemakaian dan penagihan berdasarkan penggunaan atau pemakaian. Adapun, jangka waktu pembayaran adalah secara bulanan. Sebagai penyedia layanan cloud di Indonesia, Telkomtelstra yang merupakan perusahaan joint venture antara PT Telkom Indonesia dengan Telstra Australia menggunakan platform Microsoft untuk menghadirkan satu layanan cloud lokal yang berlokasi di Indonesia dan dapat memenuhi semua aspek kebutuhan perusahaan baik itu realibility, scalability, maupun availability dan tentu saja aspek security dengan baik.