Blog

Siapkah Infrastruktur IT Anda Menghadapi Lonjakan Traffic di Musim Libur?

Rab 07 Agustus 2019, telkomtelstra
ready to face holiday

Lebaran sudah di ujung mata. Selama bulan Ramadan hingga libur Lebaran, e-Commerce dan Online Travel Agent (OTA) akan menerima beban fluktuasi traffic yang berlipat ganda sebagai respon positif dari beragam program promo yang telah disiapkan setiap tahunnya. Program ini diadakan untuk menggunakan momentum liburan nasional dan cuti bersama untuk mengoptimalkan penjualan produk dan jasa mereka. Pertanyaan yang muncul kemudian, siapkah infrastruktur IT e-Commerce dan OTA Indonesia menghadapi ledakan trafficmenjelang momen ini?

Berdasarkan riset yang dilakukan Snapcart Indonesia (9 Mei 2019), 91% dari 1,000 responden menyatakan bahwa mereka akan berbelanja pada e-Commerce seperti Tokopedia, Shopee, Lazada dan lain sebagainya. Dari total responden, hanya 56% dari responden yang menyatakan akan berbelanja juga secara offline. Perubahan perilaku konsumen ini menunjukkan dampak dari proses transformasi digital yang saat ini tengah berjalan di berbagai sektor industri. Di Indonesia sendiri, tren ini cukup merata dialami di wilayah Jabodetabek maupun kota-kota besar lainnya. Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang terkonsentrasi di Pulau Jawa, retailer e-Commerce dan OTA dihadapkan pada jumlah traffic yang dapat meningkat secara eksponensial dalam waktu dekat.

rencana penggunaan THR 2019

Mempelajari dari Ramadan tahun lalu, peningkatan penjualan yang terjadi melalui perangkat mobile dapat mencapai angka 69% pada situs mobile dan 41% pada aplikasi mobile. Sedangkan peningkatan penjualan melalui perangkat laptop atau desktop sekitar 53%. Dengan banyaknya promo in-App yang dilakukan para pelaku bisnis e-Commerce dan Online Travel Agent (OTA), maka lonjakan yang signifikan pada platform mobilesudah dapat diprediksi.

Selama periode tersebut, seringkali perusahaan mendapatkan keluhan dari konsumen yang mengalami kegagalan dalam mengakses situs maupun aplikasi. Hal ini dikarenakan kurangnya kapabilitas infrastruktur maupun jaringan IT dari penyedia layanan e-Commerce ataupun OTA. Masalah ini berasal dari infrastruktur yang tidak memadai serta kurangnya perencanaan eksekutif dalam meningkatkan kapasitas server sewaktu terjadinya lonjakan permintaan. Konsekuensinya tentu saja berdampak langsung pada sebuah bisnis baik terhadap aspek finansial maupun aspek brand equity.

Dalam menghadapi fluktuasi musim liburan, selain mendukung tercapainya target penjualan, departemen IT juga diharapkan memiliki waktu yang cukup untuk menyiapkan perencanaan infrastruktur yang strategis dalam menghadapi lonjakan traffic yang terjadi.

Perlu diingat bahwa disaat Anda memaksakan kinerja IT Anda melampaui kapasitas infrastruktur dengan tujuan memproses lebih banyak aktifitas pengguna dan transaksi bisnis, konsumen akan menghadapi berbagai persoalan user experience yang kurang memuaskan seperti load time aplikasi yang lama, kegagalan transaksi pada aplikasi dan akses link lambat, dan lain sebagainya. Disrupsi pada user experience ini yang kemudian akan berdampak pada pendapatan dan membuat konsumen beralih pada kompetitor untuk menjawab kebutuhannya dalam berbelanja online secara mudah dan cepat.

Untuk menghindari potensi kerugian dan memaksimalkan produktivitas bisnis pada masa-masa liburan, fleksibilitas yang ditawarkan dalam teknologi cloud merupakan solusi yang tepat dan efektif. Scalability(Skalabilitas) sebagai fitur fleksibilitas utama yang ditawarkan oleh teknologi cloud dapat menjawab tantangan seluruh bisnis retail dalam menghadapi traffic pada musim liburan.

Skalabilitas mencakup kemampuan untuk menambah besar beban kerja dan kapasitas dalam infrastruktur IT yang ada (perangkat keras, perangkat lunak, dll.) dalam hitungan menit tanpa memengaruhi kinerja untuk menangani aktifitas pelanggan yang memuncak. Fitur skalabilitas ini juga membantu IT Anda dari segi penambahan kapasitas penyimpanan data tanpa harus membeli perangkat tambahan, di mana pengguna dapat cukup menambah kapasitas yang disediakan oleh penyedia cloud sesuai jumlah yang dibutuhkan.

Lebih penting lagi, fitur skalabilitas memungkinkan Anda untuk mengurangi beban kerja dan kapasitas semudah Anda memperluasnya. Setelah musim liburan berakhir dan aktivitas pelanggan menurun, Anda dapat kembali pada tingkat penggunaan sebelumnya dan cukup membayar untuk apa yang Anda gunakan. Ini berarti Anda tidak perlu lagi mengeluarkan investasi dalam jumlah besar untuk sumber daya IT yang hanya digunakan pada periode tertentu.

Elastisitas cloud yang tervirtualisasi, memungkinkan penggunanya untuk secara dinamis mengembangkan virtual machine baru dan juga menonaktifkan virtual machine yang tidak aktif.

Umumnya, para pengusaha retail maupun OTA melakukan partnership dengan penyedia layanan IT yang profesional untuk mengelola cloud perusahaan. Telkomtelstra sebagai Managed Cloud Services terdepan di Indonesia, mampu memberikan dukungan IT profesional yang terpercaya untuk menjaga keberlangsungan infrastruktur cloud yang diperlukan di saat bisnis dalam traffic yang tinggi dengan keamanan yang terjamin. Dengan mengkombinasikan layanan lainnya seperti Manage Connectivity dan Security, maka dukungan telkomtelstra dapat memberikan kebebasan pada Departemen IT perusahaan untuk fokus secara penuh pada proyek-proyek yang memiliki dampak lebih besar bagi perusahaan seperti pembuatan sistem loyalitas konsumen maupun peningkatan user engagement pada platform yang diinvestasikan perusahaan.