Blog

Kesetaraan Gender Harus Menjadi Realita yang Nyata

Kam 24 Juni 2021, Ernest Hutagalung

Pada tanggal 27 Juni, Saya dan perwakilan dari 27 perusahaan anggota G20 Empower Indonesia dari berbagai Industri berkesempatan untuk bertemu dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga. Saya juga ikut serta menjadi salah satu narasumber dalam panel diskusi pada acara tersebut. Ibu Menteri, Bintang Puspayoga,  mengapresiasi perusahaan-perusahaan di Indonesia yang telah berkomitmen dan memiliki praktik baik dalam memberikan penguatan kapasitas, membuat kebijakan, mengatasi isu ketenagakerjaan perempuan, dan memfasilitasi keterwakilan perempuan sebagai pimpinan di perusahaan. 

“Komitmen para pimpinan perusahaan untuk memberikan tempat yang setara bagi perempuan menjadi hal yang penting untuk diperjuangkan. Hal ini tentunya harus kita wujudkan bersama-sama, tidak hanya lintas sektor dalam negeri, tetapi juga secara internasional. Oleh karenanya, G20 Empower menjadi wadah yang sangat strategis untuk dapat menyatukan kekuatan internasional demi memajukan perempuan dunia, khususnya dalam ekonomi, kepemimpinan, dan sektor publik. Saya juga mengapresiasi komitmen para pimpinan perusahaan yang tergabung dalam G20 Empower Indonesia terkait isu-isu tenaga kerja perempuan, terutama pada komitmen dan sinergi untuk mewujudkan 5 (lima) program prioritas Kemen PPPA,” ujar Menteri PPPA, Bintang Puspayoga

Kesetaraan gender (gender equality) di industri STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematic) masih membutuhkan perjuangan, karena masih didominasi oleh laki-laki. Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Microsoft Asia pada 2017, hanya terdapat 20% perempuan di dunia yang memilih bekerja dalam bidang industri STEM.

Selain itu, berdasarkan penelitian yang sama, terdapat 3 perempuan dari 10 peneliti yang bekerja pada  industri sains, teknologi dan inovasi di dunia. Studi tersebut juga menunjukkan bahwa hanya ada 1 perempuan dari 5 pekerja profesional di industri STEM.

Di Indonesia, angka partisipasi perempuan di industri STEM masih lebih kecil lagi. Menurut riset BPS 2017, hanya ada 37,4% perempuan yang bekerja di sektor formal. Dari angka itu, hanya 30% yang bekerja di industri STEM.

Selain itu, berdasarkan riset yang dilakukan McKinsey & Company di tahun 2018 tentang studi perempuan di tempat kerja, perempuan cenderung lebih sulit mendapatkan promosi di tempat kerja jika dibandingkan dengan laki-laki. Laki-laki memiliki potensi lebih tinggi untuk dipekerjakan atau dipromosikan ke level setingkat manajer. Pada tingkat promosi berdasarkan gender, untuk setiap 100 pria yang dipromosikan menjadi manajer, hanya terdapat 79 wanita yang dipromosikan.

Pengertian kesetaraan gender merujuk kepada suatu keadaan yang setara atau sama antara laki-laki dan perempuan dalam pemenuhan hak dan kewajiban. Kesetaraan gender akan memperkuat kemampuan negara untuk berkembang, mengurangi kemiskinan, dan memerintah secara efektif.

Sebagai salah satu perusahaan yang berada di industri STEM, Telkomtelstra, sebagai perusahaan joint venture antara Telkom Indonesia dan Telstra dari Australia, berkomitmen mendukung kesetaraan gender di lingkungan kerja. Telkomtelstra juga mulai mengembangkan inisiatif kesetaraan gender yakni diversity and inclusion sebagai bagian dari strategi bisnis semenjak perusahaan ini berdiri.

Telkomtelstra menilai dampak dari inisiatif tersebut akan sangat membantu perusahaan dalam hal pengembangan talenta, performa dan kinerja dari perusahaan dan tentunya akan berdampak positif terhadap  reputasi dari perusahaan.

Telkomtelstra juga telah melakukan berbagai  upaya untuk mendorong keterwakilan perempuan pada tingkat pimpinan perusahaan. Selain membuat kebijakan yang mendorong keterwakilan perempuan di jajaran pimpinan, perusahaan juga ikut mencari solusi agar perempuan dapat duduk di posisi pimpinan dengan peran ganda di keluarganya.

Ada beberapa upaya yang dilakukan untuk mendorong keterwakilan perempuan dalam jajaran pimpinan perusahaan. Pertama, dalam proses rekrutmen atau promosi, perusahaan mengusahakan agar jumlah kandidat laki-laki dan perempuan seimbang. Dengan memperbanyak kandidat dalam proses promosi, maka peluang kandidat perempuan juga semakin tinggi.

Perusahaan juga harus mampu menyesuaikan dengan kebijakan yang mendukung kaum perempuan di tingkat pimpinan perusahaan. Hal ini disebabkan, terdapat pegawai perempuan ada yang harus menjalankan peran ganda dan juga memiliki tanggung jawab dalam keluarga. Oleh karenanya, perusahaan harus bisa mencari solusi untuk mengakomodasi hal tersebut.

Berbagai upaya perusahaan tersebut merupakan bagian dari program pledge for parity yang dirilis sejak 2016, dengan tujuan untuk mendukung kesetaraan gender di tempat kerja. Ada 5 target besar yang menjadi tujuan saat itu, seperti memastikan adanya (sebanyak-banyaknya) kandidat perempuan yang diikutsertakan dalam setiap proses seleksi untuk mengisi posisi senior yang kosong,

Kemudian, meningkatkan jumlah karyawan perempuan untuk direkrut di area yang masih didominasi oleh pria , menyediakan fasilitas untuk ibu menyusui (lactation room) di kantor, menyediakan opsi “work flexibility” dan memberikan kesempatan kepada para suami yang istrinya baru melahirkan untuk bekerja dari rumah selama 2 minggu.

Selain itu sejak 2017, sebelum adanya pandemi, Telkomtelstra juga telah menerapkan kebijakan Work from Home (WFH). Kebijakan ini dinilai penting, untuk mendukung kesetaraan perempuan dan melindungi pekerja, khususnya bagi ibu muda yang akan melahirkan anak pertama dimana mereka selanjutkan akan menentukan untuk meninggalkan karirnya atau tidak.

Pada akhir 2020, Telkomtelstra telah mampu menyelesaikan 4 dari 5 target besar yang ditetapkan dari program Pledge for Parity. Satu target besar yang masih terus ditingkatkan, yaitu terkait dengan area yang jumlah representasi pegawai perempuan. Terutama pekerjaan yang berhubungan dengan IT yang bersifat teknis. Dengan usaha yang dilakukan dalam mengimplementasikan kesetaraan gender, hasilnya perlahan mulai terlihat. Secara keseluruhan, hingga di akhir 2020, pegawai perempuan di Telkomtelstra telah meningkat menjadi sebanyak 35%. Meski terdapat tren peningkatan, tantangan besar untuk meningkatkan talenta perempuan di sejumlah area tertentu masih ada, terutama di bidang IT dan Product serta dalam level pimpinan. Di bidang teknis atau teknologi, persentase pegawai perempuan baru mencapai 25% dari target sebesar 30%. Sementara, untuk di level pimpinan (leadership/ management), representasi perempuan masih 23% dari target yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu sebesar 30%.

Artikel ini ditulis oleh Ernest Hutagalung, CFO Telkomtelstra